facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

Diary Estri

SUMBER : Sekolah 
x





















Bagi sebuah pasangan, kehadiran anak adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Selain sebagai penerus keluarga, anak mempunyai daya pengikat dan perekat jalinan kasih sayang antara keduanya. Sehingga kehidupan pasangan lebih harmonis. Selain hal itu, bukankah salah satu amal yang tidak terputus adalah doa anak-anak kita?

Anak adalah prioritas dan bahkan segala-galanya bagi orangtua. Apapun sudi kita lakukan asal dapat menunjang keberhasilan anak. Karena bagi orangtua keberhasilan anak jauh lebih penting dari pada kesuksesan-kesuksesan dari semua obsesi yang ada di benak kita. Bahkan banyak kita temui di luar sana ada ibu yang rela berhenti dari karier yang sedang digelutinya, hanya untuk mengfokuskan diri mengasuh dan mendidik anak.

Jadi betapa penting dan berharganya anak bagi kita bukan? Jangan sampai semuanya sia-sia hanya karna orangtua salah dalam mendidik anak. Gagal dalam berbisnis wajar, tapi gagal mendidik anak akan fatal akibatnya. Alangkah baiknya, kita sebagai orangtua atau calon orangtua (bagi yang masih calon, he…he…) harus banyak belajar. Bisa belajar dengan para ahli parenting atau bisa juga banyak tanya pada orang-orang dulu yang lebih berpengalaman. Jangan sampai kesombongan dan rasa paling tahu membuat kita salah dalam mendidik anak. Karena kebanyakan dari orangtua merasa paling tahu, malas atau mungkin terlalu sibuk dengan urusan sendiri. Sehingga melakukan kesalahan-kesalahan yang berdampak negatif pada anak. Berikut kesalahan yang sering orangtua lakukan dalam mendidik anak :

1.      Hanya memerintah saja tanpa memberi contoh
Inilah kesalahan yang secara tidak sadar sering para orangtua lakukan. Contohnya saja: menyuruh anak belajar, tapi kita sendiri asik nonton tv; melarang anak untuk tidak berantem dengan teman, tapi kita sering berbuat kasar kepada mereka dll. Hello… anak-anak sekarang sangat pintar dan kritis lho...! Jangan sampai kita mati kutu dengan serangan-serangan balik dari kata-kata mereka. Bukankah kita percaya dengan ungkapan “buah tak jauh dari pohonnya”? Jika kita mau anak kita menjadi anak yang baik maka kita harus memaksakan diri untuk selalu berbuat baik juga. Bukankah ini juga baik untuk kita? 

2.      Tidak mau tahu dan acuh atas semua pendapat dan cerita anak
Jika anak mau berpendapat atau bercerita tentang sesuatu yang dialaminya berarti ini kabar baik untuk kita lho…!. Jangan malah acuh atau bahkan menyepelekannya. Sadarkah kesalahan kita menyepelekan pendapat dan cerita-cerita anak dapat melukai hatinya? Tidak takutkah kita kesalahan  ini  akan sangat berpengaruh pada kepercayaan diri mereka? Atau mungkin bisa saja anak kita malah akan mencari pelarian ke orang lain yang belum tentu tepat yang dirasa mau mendengarkan semua pendapat dan keluh-kesah mereka. Jadi mulai sekarang luangkan waktu untuk ngobrol atau sekedar bermain dengan anak! Dengan demikian, mereka akan merasa nyaman untuk mengungkapkan isi hatinya kepada orangtua. selain itu, libatkan juga pendapat anak dalam beberapa hal sehingga ia merasa dianggap dalam keluarga. Perlu para orangtua tahu, ada banyak anak yang sangat tertutup dengan orangtuanya. Bahkan orangtua si anak harus memancing-mancing atau mencari akal agar si anak mau mengungkapkan isi hati dan bercerita tentang sesuatu yang dialami si anak. Jadi, mulailah sejak dini untuk mendengarkan pendapat dan cerita-cerita mereka. Walau kadang cerita dan pendapat mereka kurang masuk akal. Hormati pendapat mereka dan beri pujian! Ini akan baik untuk kepercayaan diri anak dan hubungan kita dengan mereka. Jika anak kita pendiam, maka kitalah yang harus rajin merangsang mereka untuk berpendapat dan bercerita. Sehingga anak menjadi terbiasa.

3.      Khawatir berlebihan sehingga over protektif
Kebanyakan dari orangtua mempunyai kebiasaan khawatir terlalu berlebihan sehingga over protektif. Takut jatuhlah, takut anak kena kumanlah, takut anak salah pergaulanlah, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Bukankah kita percaya kepada allah? Maka serahkan semua kepada-Nya. Biarkan anak melangkah kemana mereka suka. Biarkan mereka mengekspresikan diri dan bakat mereka. Kita cukup mengawasi dari jauh. Mengingatkan jika mereka berbuat salah. Memberi tahu apa yang baik dan tidak baik. Selalu ada jika mereka membutuhkan. Dan yang paling penting, buat mereka selalu nyaman jika berkomunikasi dengan kita.

4.      Malas menanamkan tanggung jawab pada anak
Anak adalah penerus kita di masa depan. Bukankah setiap orangtua ingin anak kita harus lebih baik daripada kita dalam segala hal? Maka untuk mengawalinya kita perlu menanamkan anak tanggung jawab sejak dini. para orangtua biasanya malas menanamkan tanggung jawab pada anak. kita merasa menanamkan kebiasaan ini hanya tugas guru di tempat anak mengenyam pendidikan. Ini kesalahan dari orangtua yang wajib segera kita jahui. Bukankah keberhasilan mereka adalah prioritas kita? Jika rasa tanggung jawab sudah tertananam pada jiwa anak, maka yakinlah ini adalah awal dari keberhasilan mereka. Ada banyak cara bisa kita lakukan. Mungkin dengan memberi dia tugas untuk merapikan beberapa sudut rumah. Membiasakan merapikan kamar sendiri. Mencuci baju mereka sendiri. Mengajak anak membuat jadwal harian mereka sendiri. Untuk segala pembiasaan tersebut, kita harus puas atas hasil kerja anak, apapun itu. Dan jangan lupa untuk sekali waktu beri mereka hadiah jika mereka melakukan tugas dengan baik. Dan memberi hukuman kecil jika mereka lalai terhadap tugas yang kita berikan.

5.      Melakukan kekerasan pada anak
Tegas bukan berarti keras. orangtua harus bisa menahan diri dan sabar dalam menangani anak-anaknya. Jangan sampai karena emosi sesaat mengakibatkan penyesalan di kemudian hari. inilah kesalahan yang tanpa sadar sering para orangtua lakukan. Apalagi jika sedang banyak masalah. Anak sering jadi korban pelampiasan. Sebandel-bandelnya mereka jangan sampai ada kekerasan dalam mendidik anak kita. Setiap orangtua mempunyai trik sendiri-sendiri dalam mendidik anak. Namun jangan sampai main tangan atau terlalu keras, sehingga mengganggu kejiwaan dan tumbuh kembang anak. Mungkin dengan mendiamkan anak adalah cara terbaik mengatasi anak yang sudah tidak mempan dengan nasehat-nasehat kita. 

6.      Memenuhi segala keinginan anak
Kesalahan lain yang sering orangtua lakukan adalah rasa sayang pada anak membuat orang tua memenuhi semua keinginan mereka secara berlebihan. Ditambah lagi, jika kita dalam keadaan rezeki yang melimpah. Ini sungguh tidak benar. Jika cara didik kita seperti ini, bisa dipastikan anak kita akan menjadi pribadi yang boros dan dan enggan bekerja keras dewasa nanti. Perlu kita ketahui anak usia dini sampai remaja tidak mempunyai kebutuhan lebih selain kesehatan, pakaian, pendidikan. Dan itu semua masih kita yang memanage. Jadi, jangan biasakan memberi uang jajan pada anak, selain untuk mengajarinya menabung. 

Demikian beberapa kesalahan yang harus segera para orangtua hentikan dalam mendidik anak. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam membimbing dan mendidik anak di rumah. Sebagai orangtua yang baik, kita sebaiknya memiliki banyak cara untuk mengatasi sifat anak yang berbeda-beda. Untuk itu, diperlukan banyak pengetahuan dari berbagai sumber sehingga apa yang kita harapkan dari anak kita dapat tercapai.
November 16, 2018 No komentar

Ternyata bicara tentang pernikahan bukanlah sekedar bicara terkait hubungan suami dan istri saja ya…!! Tapi lebih dari itu. Karena istri memiliki keluarga, begitupun sebaliknya. Ada ibu, ayah, saudara kandung dan saudara besar istri ataupun suami. Tidak bisa anda pungkiri, anda harus melakukan penjajakan tidak hanya kepada pasangan anda. Namun juga keluarga mereka, kalau perlu keluarga besar pasangan anda. Tapi jangan buat ini beban lho ya… lakukanlah secara natural saja.
Jika anda sudah menikah dan orangtua masing-masing genap, maka anda memiliki dua ibu dan dua ayah.  Ini seharusnya adalah kabar baik bukan ? Bayangkan kita akan mendapatkan limpahan sayang yang bertambah daripada sebelumnya. Karena sepaket dengan pasangan,  orangtua kita pun bertambah. Tapi kenyataannya,  pasangan suami- istri biasanya hanya siap berhubungan dengan pasangan masing-masing. Mereka tidak atau mungkin kurang terbiasa menganggap keluarga istri atau keluarga suami adalah keluarganya juga. Bahkan ayah-ibu dari pihak suami atau pihak istri seakan menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang. Saudara suami maupun istripun dianggap selayaknya musuh atau saingan. Apa yang terjadi jika anda beranggapan demikian ?? Tidak diragukan lagi, anda tinggal menunggu saja pernikahan anda tidak akan bahagia atau bahkan hancur.

Jadi Apa yang Harus Anda Lakukan?

Semua orang tidak akan menginginkan pernikahan anda hancur bukan??? Maka dari itu di awal pernikahan anda harus siap menerima baik-buruknya keluarga baru anda. Pertama mungkin anda pasti kaget karena keluarga baru anda akan pasti mempunyai kebiasaan dan karakter yang berbeda dengan keluarga anda sendiri. Terlebih jika anda harus serumah dengan mertua, ini pasti akan lebih rumit keadaannya. Karena anda tidak hanya harus melakukan penyesuaian dengan sifat dan kebiasaan masing-masing, tapi juga harus beradaptasi dengan orangtua baru anda.
Terlebih biasanya anda akan mendapatkan beberapa kemungkinan buruk jika serumah dengan mertua. Diantaranya biasanya mertua cenderung suka menceritakan keburukan menantunya. Selain itu, anda akan selalu terlihat salah dimata mereka. Belum lagi, turut campur mereka, terhadap semua hal yang kadang membuat kita kurang nyaman. Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin tidak seburuk itu atau bahkan lebih buruk. Ini akan menjadi problem rumah tangga tersendiri buat anda. Tapi jika anda menyikapinya dengan penuh kesabaran, yakinlah jika anda akan jadi menantu kesayangan mereka suatu saat nanti!

Bagaimana Cara Menjadi Menantu Kesayangan Mertua?

Satu kuncinya… apapun yang anda rasakan tentang sikap mertua anda, sayangi dan hormati mereka sama persis seperti anda hormat dan sayang kepada orangtua kandung anda. Bukankah anda pun juga pernah kecewa atau marah dengan orangtua kandung anda? Mengapa anda menganggap terlalu berlebihan, jika mertua yang membuat anda terluka? Walaupun  kadang sikap mereka lebih mengesalkan sich!! Tapi sabar saja, tidak ada kesabaran yang tidak berbuah manis. Biarkan mereka merasa nyaman dengan kedatangan anda. Jangan sampai anda terlihat menguasai rumah. Selalu konsultasikan dengan mertua jika anda dan pasangan ingin sedikit merenovasi rumah. Jangan otak-atik barang kesayangan mereka. Jika ibu mertua masih sehat dan masih ingin mengelola dapur keluarga, biarkanlah tetap seperti itu adanya. Anggap saja itu mengurangi beban anda. Usahakan selalu memberikan perhatian-perhatian kecil kepada mereka. Contohnya menanyakannya apakah mertua anda sudah makan, memijat kakinya, membuat atau membeli camilan kesukaan mereka dll. Jangan biarkan mertua anda bekerja sendiri, anda harus sigap membantu dan bahkan mengambil alih pekerjaan anda.
Namun jika anda sudah bisa mandiri alias mempunyai rumah sendiri, usahakan untuk bersikap adil kepada orangtua dan mertua. Jangan sampai mereka merasa anda lebih berat sebelah. Selalu bicarakan kepada pasangan apa saja yang akan anda berikan kepada orangtua dan mertua. Agar tidak ada kesalah pahaman kemudian hari. Selain itu jangan lupa untuk mengunjungi mereka sesering mungkin bersama pasangan dan buah hati anda, agar kedekatan tetap terjalin.

Perlunya Berhubungan Baik dengan Ipar

Hubungan anda dengan ipar pun  sedikit banyak mempengaruhi kehidupan pernikahan anda.  Betapa tidak? Orang terdekat istri atau suami anda sebelum menikah tidak hanya orangtua mereka, namun dia memiliki kakak dan juga adik. Pastinya, sebelum bertemu dengan anda atau bahkan setelah menikah, istri atau suami anda sangatlah dekat dengan saudara-saudaranya. Jika anda tidak mau bergaul bahkan bermusuhan dengan mereka, yakinlah ini akan berpengaruh dengan pernikahan anda! Maka dari itu buatlah hubungan baik dengan mereka. Cobalah untuk mengenal mereka lebih dekat. Bantu jika mereka perlu bantuan. Buat mereka merasa anda bagian dari saudara mereka. Sehingga kedepannya, anda dan saudara-saudara ipar bisa saling membantu. Pasti ini membuat pasangan anda sangat senang. Sehingga berakibat baik pada hubungan anda dengan pasangan.
November 14, 2018 No komentar

Apa tindakan anda jika anak nggak nurut? Menasehati atau membentak atau mungkin memukulnya. Aduh jangan sampai ya...! Anak adalah penerus atau pewaris orangtua. Ada banyak angan dan cita terukir indah di hati orangtua untuk anak-anaknya. Namun sayang, sadar atau tidak kita sering berperilaku kasar padanya. Menyesal mungkin tapi jika anak sudah mulai membandel, semua penyesalan seakan dilupakan. Lalu membentak lagi mukul lagi... menyesal lagi. Ah... apa guna penyesalan jika dilakukan lagi.... dan lagi...

Lalu apa yang bisa anak anda perbuat? Mau protes... Pasti anda akan lebih marah dengan membentak –bentaknya lagi. Mau balas... Mungkin saja terlintas pada diri anak namun dia pasti berpikir tenaganya tak cukup melawan orang dewasa. Apa yang bisa anak anda lakukan? Apalagi kalau bukan menangis dan terus menangis. Menangis karena sakit hati atas yang dirasakannya bukan rasa sakit pada badannya. Lalu entah karena risih atau malu dengan tetangga, anda akan lebih melakukan kekasaran-kekasaran lain dengan harapan anak diam. Astagfirulllah... semoga hanya segelintir orangtua yang melakukan hal ini!


Tidak sedikit kekerasan pada anak malah terjadi di lingkungan terdekatnya. Lingkungan yang seharusnya memberikan kasih sayang padanya. Lingkungan yang seharusnya memberikan perlindungan dan rasa aman padanya. Tapi malah jadi momok paling menakutkan pada diri anak. Semoga kita sebagai orangtua dapat menghindarinya ya... Karena tahukah ayah bunda.. semua tindak kekerasan walaupun itu hanya sekedar membentak saja akan berdampak buruk untuk anak sekarang dan masa depannya nanti. Berikut beberapa dampak buruk akibat anak sering mendapatkan bentakan yang pasti membuat anda betul-betul menyesal:


1. Membentak Dapat Menyebabkan Kerusakan Otak Anak

Dalam kepala anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu kali anda membentak anak akan membunuh lebih dari 1 milyar otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membantu kecerdasan lebih dari 10 triliun saat itu juga. Padahal dalam sehari mungkin tidak cukup satu kali ya dalam membentak anak. Apalagi jika anak lagi banyak gaya kadang seharian kita habiskan untuk ngomel melulu. Tentang inilah... itulah...Seolah anak tak ada benarnya. Padahal kadang anak malah nggak nurut jika diomeli melulu. ya nggak? Sekarang Ada tinggal pilih. Mau pilih anak anda cerdas atau rusak saraf otaknya? Semua terserah anda. Karena anak tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menerima dampaknya. 
Seperti yang dilansir dari myparenting2u.com bahwa Di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga.

2. Jika Sel Otak Mengalami Gangguan Maka Proses Berpikir Anak Akan Menjadi Terganggu

Gangguan tersebut diantaranya anak tidak bisa menerima informasi dengan baik, lelet sulit mengambil keputusan, tidak bisa membuat perencanaan dan akhirnya tidak percaya diri. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ketika orangtua membentak anak akan merasa ketakutan. Munculnya rasa takut pada diri anak inilah produksi hormon kortisol di otak akan meningkat. hormon kortisol yang tinggi akan memutuskan sambungan-sambungan neoroun atau sel-sel otak pada anak kita. Sehingga sel-sel otak akan cepat mati dan mengakibatkan banyak hal bisa tersebut bisa terjadi termasuk gangguan-gangguan tersebut. Ini sangat buruk untuk masa depan anak. Bagaimana anak bisa sukses dalam hidupnya jika kepribadiannya sangat lemah. Padahal anak mampu membuat perencanaan, mampu mengambil keputusan dan percaya diri sangat dibutuhkan untuk awal kesuksesannya. Namun karena pola asuh anda tidak benar dengan sering membentaknya semua faktor itu mungkin tak akan anda jumpai ada pada dirinya. semoga kita bisa mengontrol diri...
Dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia Dr.Amir Zuhdi mengatakan “ banyak hal yang bisa terjadi jika sel-sel otak anak mengalami gangguan. diantaranya proses berpikir anak menjadi terganggu, sulit mengambil keputusan, anak tidak bisa menerima informasi dengan baik, tidak bisa membuat perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki kepercayaan diri”
3. Tidak Hanya Otak Organ Penting Lain Pun Juga Ikut Terganggu

Ah.. tidak bisa dibayangkan satu kali saja membentak anak ada banyak organ penting anak akan mengalami gangguan. Padahal ketika kita sedang marah apa cukup membentak satu kali saja. Yang jelas puluhan kata keras, memojokkan dan merendahkann anak meluncur dengan sendirinya tanpa kita sadari. Semakin anak tertekan dan terguncang batinnya kerusakan akan lebih parah. Efeknya tidak hanya kejiwaannya yang terganggu tapi juga kesehatannya. Apa ini mau anda?
Seorang peneliti di sebuah Fakultas kedokteran Chicago bernama Lise Glio tmengungkapkan, “orang tua harus berhati-hati dalam memarahi anaknya,” Karena marah juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh. Tak hanya otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya” 
4. Anak akan Mudah Tersingggung, Curiga, Daya Juang Lemah dan Pola Pikirnya negatif Lainnya

Mengapa demikian? Hal ini terjadi anak anda gagal tumbuh secara mental. Kegagalan itu terjadi karena anak mengalami tekanan batin akibat bentakan, makian atau hal-hal lain yang membuatnya tak nyaman dan sedih. hal  terjadi karena anda terlalu terburu-buru dala memberikan didikan pada anak. Membuatnya mengerti seolah anak anda sudah seusia kita. Sehingga jika anak tak kunjung menurut kita tak segan membentak atau bahkan merendahkannya. Mungkin anda tak melihat hal itu, karena biasanya anak seperti melupakan kejadian yang telah terjadi sebelumnya dan kemudian riang gembira kembali bersama teman. Tapi tahukah anda setiap kejadian yang dialami akan tetap membekas di hatinya sampai ia dewasa nanti. Sehingga dalam perjalanan hidupnya, anak akan menjadi pribadi mudah mudah tersingggung, curiga, pola pikirnya negatif, daya juang lemah dan cepat putus asa. Ah ini sangatlah tidak bagus untuk karir dan sosialnya, bukan? Jadi mulai sekarang hindari segala hal yang dapat membuatnya sedih dengan sering membentaknya atau kata kasar lainnya.
menurut Dr Hadi Hutomo, Pakar Kota Layak Anak mengatakan bahwa Dalam menyelesaikan setiap permasalahan kerap sekali anak dibentak supaya mau menurut dengan orang tua.Hal itu sangat berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Dampak negatif tersebut diantaranya, anak menjadi mudah tersinggung, mudah curiga, pola pikir negatif, menyalahkan orang lain, cepat putus asa dan daya juang lemah. 
5. Saat Anak Dewasa Mereka akan Beresiko Mengalami Gangguan Kepribadian, dan Bunuh diri

Saat anak dewasa anak akan sering cemas, depresi, gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitasnya mirip dengan epilesi. Ngeri ya mendengarnya... padahal anak jantung hati kita dan seluruh harapan ada pada nya. Tapi jika dewasa anak mengalami banyak gangguan mental akibat kekerasan yang kita lakukan. Semua harapan mungkin hanya sekedar harapan. Karena bagaimana harapan anda terwujud jika dewasa nanti ia bahkan tak bisa menatap masa depannya sendiri. Hidupnya penuh dengan kecemasan yang berlebihan. Hal-hal sekecil apapun dicemaskannya kemudian membuatnya stress dan depresi berlebihan. Dan jika hal itu dibiarkan terjadi tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan hal ekstrim seperti bunuh diri.   
Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School bahwa Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal inilah yang mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi dan gangguan kepribadian, risiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.
6. Anak yang Sering Dibentak Resiko Menjadi Bipolar.

Bipolar adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan suasana hati yang mudah berubah. Kadang semangatnya meletup-letup, tapi kadang juga hilang tak bersisa. Gangguan ini dapat dialami anak dengan persentase sekitar 2-3 %. Semoga anak kita tidak termasuk dalam ciri tersebut. Jika iya mungkin pola asuh kita yang salah ya... karena bipolar tidak hanya terjadi karena faktor genetika dan penyakit. Pola asuh yang mengedepankan kekerasan pun bisa memicu anak terkena bipolar. Kekerasan disini tidak hanya kekerasan fisik saja lho. Kekerasan verbal seperti membentak, merendahkan, atau kata-kata negatif lainnya bisa menyebabkan bipolar. Hal ini terjadi karena ketika anak mendapatkan perlakukan yang tidak menyenangkan akan menyebabkan anak stress. Dan jika anda enggan mengubah pola asuh anda yang salah dengan sedikit-sedikit membentak atau perilaku kasar lainnya secara berkepanjangan. Maka tidak menutup kemungkinan anak bisa mengidap bipolar.
menurut dr. Natalia Widiasih, SpKJ (K), selain faktor genetika dan penyakit, bipolar juga bisa disebabkan oleh pola asuh salah. Utamanya pola asuh yang mengedepankan kekerasan. Kekerasan di sini tidak hanya berupa kekerasan fisik seperti memukul, tapi juga kekerasan verbal 
7. Kejadian-Kejadian yang Dialami Seseorang Ketika Masih Anak-Anak Akan Menentukan Perilaku Orang Tersebut Terhadap Anak-Anaknya

kejadian-kejadian yang dialami seseorang ketika masih anak-anak akan menentukan sikap atau perilaku orang tersebut terhadap pasangan dan anak-anaknya. Jadi jika anda menggunakan pola yang mengedepankan kekerasan pada anak anda, bisa jadi anak anda akan meniru pola asuh yang anda terapkan pada nya. Jika anda suka membentak, merendahkan anak bahkan memukulnya. Bisa jadi dewasa nanti anak akan membentak, merendahkan bahkan memukul anaknya. Karena kejadian yang dialami anak akan mengendap di alam bawah sadarnya dan secara sadar atau tidak sadar kejadian yang pernah ia alami akan banyak mempengaruhi sikap anak di masa depan. Bisa jadi mata rantai keburukan jika kita tidak berusaha memutuskannya
Pendiri Pusat Studi Komunikasi Bawah Sadar di Indonesia, bu Nunki mengungkapkan bahwa kejadian-kejadian yang dialami seseorang ketika masih anak-anak (usia 0 sampai dengan 10 tahun) akan menentukan sikap atau perilaku orang tersebut terhadap pasangan dan anak-anaknya
Demikianlah resiko yang bisa anak anda alami jika pola asuh salah masih anda terapkan. Jadi mulai sekarang mari sama-sama kita membenahi diri dengan terus dan terus belajar agar semaksimal mungkin mengasuh anak dengan baik tanpa kekerasan. Tanpa bentakan, makian, merendahkan apalagi memukul anak. Karena sungguh semua yang terlanjur kita lakukan dan kita katakan tidak bisa kita ulang kembali seperti berakting di senetron. Yang diulang-ualang sampai menghasilkan akting yang baik. Tapi ini dunia nyata, semua yang sudah terlanjur kita perbuat atau katakan pada anak tidak bisa dirubah dan bahkan akan membekas di sepanjang hidupnya. Maka dari itu berhati-hatilah dalam bertindak dan berkata. Semoga kita dapat menjadi orang tua yang baik!! 
November 14, 2018 No komentar
Newer Posts
Older Posts




Sayyidah Nurul Inayah
Hi there! Assalamualaikum...Welcome to my blog. Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan kesanmu untuk blog ini. Untuk menghubungi saya bisa langsung email ke sayyidah.n.inayah.86@gmail.com
Sampai Jumpa!











Follow Us

Labels

FAMILY FOOD PARENTING TRAVELLING

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2018 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ▼  November (3)
      • 6 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
      • Cara Agar Disayang Mertua dan Keluarga Suami
      • 7 Akibat Inilah yang Akan Terjadi Jika Membentak A...
    • ►  September (2)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose| Distributed By I'm Estri